Senin, 11 Februari 2013

Menyambut Lomba Mading SD Santo Thomas

AUTHOR : JAYA
MAJALAH dinding atau yang lebih dikenal dengan mading merupakan media massa di suatu sekolah. Isinya beragam, mulai dari hasil karya siswa, buah pikiran guru maupun karya-karya kreatif dan informasi lainnya. Intinya, mading adalah surat kabarnya sekolah.

Keberadaan mading tak ubahnya seperti kehadiran surat kabar di masyarakat. Mading memberikan informasi terkini kepada masyarakat sekolah. Dengan membaca mading, diharapkan keluarga besar sekolah bisa mengetahui lebih cepat dan lebih luas informasi yang ada di sekolah maunpun informasi lain tentang perkembangan dunia pendidikan.

Fungsi mading sebagai media, juga dapat menjadi jembatan informasi antara guru dengan siswa, guru dan kepala sekolah, dan bahkan tidak tertutup kemungkinan, mading menjadi jembatan sekolah dengan masyarakat sekitar.

Hanya saja, keberadaan mading sekolah masih sering diabaikan. Masih banyak sekolah yang bahkan tidak memiliki mading sekolah. Di sejumlah sekolah lainnya, ditemukan pula ada mading yang kurang terawat, sehingga tidak diminati oleh keluarga besar sekolah. Mading-mading sekolah tak lebih dari sekadar syarat saja tanpa mengedepankan fungsinya sebagaimana yang telah disebutkan tadi.

Melihat strategisnya fungsi mading, sekolah haruslah memberikan perhatian khusus terhadap mading sekolah. Kata kuncinya adalah dukungan kepala sekolah dan guru. Dukungan yang diberikan, selain dalam bentuk moral, yang lebih penting itu adalah dukungan finansial.

Sekolah harus menyiapkan anggaran khusus untuk itu, sehingga mading sekolah bisa terbit secara kontinyu dan dikelola dengan lebih profesional lagi.

Dalam pengelolaan mading, selain dukungan penuh kepala sekolah atau mungkin juga yayasan, perlu ada seorang guru atau mungkin juga staf ahli yang memberikan perhatian secara teknis terhadap pengelolaan mading dengan cara menggerakkan sejumlah siswa di sekolah sebagai pengelola.

Dengan keberadaan mading sekolah, berbagai informasi yang berkembang, bisa diinformasikan melalui mading. Bahkan, mading bisa dijadikan media pembelajaran oleh guru. Misalnya, guru memberikan tugas kepada siswa melalui mading. Pertanyaan-pertanyaan tidak disampaikan di kelas, melainkan ditempel di mading.
Dengan adanya tugas yang diberikan, secara tidak langsung telah memaksa siswa untuk membaca mading minimal sekadar untuk menyelsaikan tugsa yang diberikan.

Bahkan, jika dikelola dengan baik, mading bisa memberikan sumber pendapatan bagi pengelolanya. Sebab, secara fungsi, mading tidak jauh berbeda dengan surat kabar pada umumnya. Bedanya hanya pada wilayah edar dan masyarakat pembaca. Jika mading ruang lingkupnya lebih kecil hanya masyarakat sekolah, surat kabar memiliki masyarakat pembaca yang tersebar di banyak tempat.
Namun, baik mading dan surat kabar dianjurkan mencari sumber pendapatan agar bisa bertahan hidup untuk jangka waktu yang lama. Satu hal, mading tidak boleh selamanya mengandalkan dana operasional sekolah yang jumlahnya terbatas. Pengelola mading harus kreatif mencari sendiri sumber pembiayaan mading, dan peluang itu terbuka jika pengelolanya kreatif.

Dengan memadukan isi yang menarik dengan kemampuan menyalurkan aspirasi dan daya kreasi siswa, diyakini mading sekolah akan mampu bertahan lama. Mading sekolah akan mendapatkan tempat di hati pembacanya. Akan halnya surat kabar, jika mading sekolah sudah dicintai pembacanya, persoalan finansial yang selalu menghantui mading-mading sekolah pun akan dapat teratasi. Semoga.***

Jumat, 08 Februari 2013

ONE DAY WITH SANTHOM ^_^


Dalam rangka peringatan hari Guru 
komplek Santo Thomas mengadakan acara "ONE DAY WITH SANTHOM"
acara tersebut terselenggara atas kerjasama dari berbagai pihak
baik dari SPONSOR sampai ke Orang Tua Murid.
adapun acaranya di isi dengan berbagai perlombaan dari tingkat BATITA sampai dengan SD
* Perlombaannya : 
1. BATITA SEHAT 
2. MELENGKAPI DAN MEWARNAI GAMBAR 
3. PEMANFAATAN BARANG BEKAS
4. STORY TELLING 
5. LCT 

* juga ada berbagai pentas seni dari siswa PG-TK, SD, dan SMP Santo Thomas bahkan tak ketinggalan dari guru&karyawan turut tampil memeriahka acara ini.

Semoga acara ini bisa dijadikan motivasi semua pihak.

salam SUKSES 
SANTO THOMAS Team 
^_^



author : kokoariehandoko
















Rabu, 06 Februari 2013

Selasa, 05 Februari 2013


info lebih lengkap bisa di baca di kemdiknas

Struktur Kurikulum 2013

Dalam teori kurikulum (Anita Lie, 2012) keberhasilan suatu kurikulum merupakan proses panjang, mulai dari kristalisasi berbagai gagasan dan konsep ideal tentang pendidikan, perumusan desain kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana dan prasarana, tata kelola pelaksanaan kurikulum --termasuk pembelajaran-- dan penilaian pembelajaran dan kurikulum.
Struktur kurikulum dalam hal perumusan desain kurikulum, menjadi amat penting. Karena begitu struktur yang disiapkan tidak mengarah sekaligus menopang pada apa yang ingin dicapai dalam kurikulum, maka bisa dipastikan implementasinya pun akan kedodoran.
iklan4-gbr1
iklan4-tabel1
iklan4-tabel2
Pada titik inilah, maka penyampaian struktur kurikulum dalam uji publik ini menjadi penting. Tabel 1 menunjukkan dasar pemikiran perancangan struktur kurikulum SD, minimal ada sebelas item. Sementara dalam rancangan struktur kurikulum SD ada tiga alternatif yang di mesti kita berikan masukan.

iklan4-tbl2
Di jenjang SMP usulan rancangan struktur kurikulum diperlihatkan pada tabel 2. Bagaimana dengan jenjang SMA/SMK? Bisa diturunkan dari standar kompetensi lulusan (SKL) yang sudah ditentukan, dan juga perlu diberikan masukan.
Tiga Persiapan untuk Implementasi Kurikulum 2013
ADA pertanyaan yang muncul bernada khawatir, dalam uji publik kurikulum 2013? Persiapan apa yang dilakukan Kemdikbud untuk kurikulum 2013? Apakah sedemikian mendesaknya, sehingga tahun pelajaran 2013 mendatang, kurikulum itu sudah harus diterapkan. Menjawab kekhawatiran itu, sedikitnya ada tiga persiapan yang sudah masuk agenda Kementerian untuk implementasi kurikulum 2013. Pertama, berkait dengan buku pegangan dan buku murid. Ini penting, jika kurikulum mengalami perbaikan, sementara bukunya tetap, maka bisa jadi kurikulum hanya sebagai “macan kertas”.
Pemerintah bertekad untuk menyiapkan buku induk untuk pegangan guru dan murid, yang tentu saja dua buku itu berbeda konten satu dengan lainnya.
Kedua, pelatihan guru. Karena implementasi kurikulum dilakukan secara bertahap, maka pelatihan kepada guru pun dilakukan bertahap. Jika implementasi dimulai untuk kelas satu, empat di jenjang SD dan kelas tujuh, di SMP, serta kelas sepuluh di SMA/SMK, tentu guru yang diikutkan dalam pelatihan pun, berkisar antara 400 sampai 500 ribuan.
Ketiga, tata kelola. Kementerian sudah pula mnemikirkan terhadap tata kelola di tingkat satuan pendidikan. Karena tata kelola dengan kurikulum 2013 pun akan berubah. Sebagai misal, administrasi buku raport. Tentu karena empat standar dalam kurikulum 2013 mengalami perubahan, maka buku raport pun harus berubah.
Intinya jangan sekali-kali persoalan implementasi kurikulum dihadapkan pada stigma persoalan yang kemungkinan akan menjerat kita untuk tidak mau melakukan perubahan. Padahal kita sepakat, perubahan itu sesuatu yang niscaya harus dihadapi mana kala kita ingin terus maju dan berkembang. Bukankah melalui perubahan kurikulum ini sesungguhnya kita ingin membeli masa depan anak didik kita dengan harga sekarang.